Ngopi di Kafe Kakek Nenek Kita
Ketika kopi ditawarkan, pantang ‘tuk diabaikan. Begitu kakak yang tinggal di Blitar mengajak ngopi-ngopi di Blitar, saya pun langsung mengiyakan. Gaskeun!
“Nanti kita ke Karanganyar. Ada tempat ngopi yang enak,” kata kakak saya. “Yang melayani bule-bule tapi pintar berbahasa Indonesia.”

Karanganyar yang dimaksud kakak saya adalah De Karanganjar. Sebuah area perkebunan kopi yang berlokasi di Modangan, Nglegok, Blitar. Area perkebunan kopi yang terletak di lereng Gunung Kelud yang mulai dibudidayakan sejak 1874.
Sekarang De Karanganjar dijadikan destinasi wisata yang oleh pengelolanya disebut sebagai wisata edukasi. Di sana ada banyak spot menarik semisal camping ground, joging track, ATV, museum, kid zone, OG Cafe dan lainnya.

OG Cafe itulah yang dimaksudkan kakak saya sebagai tempat ngopi yang enak. OG Cafe singkatan dari Ons Grootouders Cafe dalam bahasa Belanda yang berarti Kafe Kakek Nenek Kita. OG Cafe menggunakan bangunan lawas bekas tempat penyimpanan kopi di era kolonial Belanda.

Saya suka dengan nuansa OG Cafe yang vintage. Menarik. Meja dan kursinya jadul. Pun perabotan serta aksesori lain semisal hiasan dinding, jam, foto-foto, dan pernak-perniknya.
Kakak saya betul. Waitress yang melayani kami beneran orang bule. Hanya saja, siang itu kami dilayani seorang bule pria dari Rumania yang mahir berbahasa Jawa halus yang medok.
Ketika menunggu orderan kami dia berdiri dengan posisi tangan ngapurancang andhap. Yakni, tangan kiri memegang tangan kanan dan diletakkan di bawah pusar. Ini sebagai sikap ‘merendahkan’ posisinya sebagai waitress yang melayani.

Sedangkan seorang bule pria dari Kanada yang mengantarkan pesanan kudapan teman ngopi kami. Dia sedikit kesulitan ketika melafalkan kata ‘tempe mendoan’. “Maaf, bahasa saya masih sedikit,” katanya. It’s okay.
Dari Wima Brahmantya –selaku pengelola De Karanganjar– saya peroleh informasi jika bule-bule itu magang kerja. Mereka tidak dibayar –sukarela– namun mendapatkan pelatihan tentang kopi di De Karanganjar. Masa magang mereka selama sebulan.
De Karanganjar buka setiap hari dengan jam operasional mulai 9 pagi hingga 5 petang.
(MN Tabroni, mantan editor di Gramedia Majalah, kakek 2 cucu, penyuka kuliner dan penikmat kopi yang saat ini lagi ‘nyantri’ di Madasta)
0 Komentar