Dua panggilan dari dua orang berbeda tak terjawab. Saat itu posisi saya berada di area wisata Batu Kuda, Cileunyi Bandung yang susah sinyal. Pagi hingga siang itu saya camping tipis-tipis bersama istri, anak, dan cucu.

Notifikasi adanya 2 panggilan tersebut muncul setelah saya turun dari Batu Kuda. Satu panggilan dari Abu Muawiyyah, satunya lagi Abu Fauzan. Keduanya mengabarkan hal yang sama. Bahwa, salah satu gurunda kami dari Parung —hafidzahullah (semoga Allah ‘azza wa jalla berikan penjagaan kepadanya)– mampir ke Manglayang.

Kita ketemuan di parkiran AMC. Kalian langsung masuk ke parkir mobil, nanti kita pakai mobil ustadz,” ujar Abu Muawiyyah memberikan instruksi kepada kami –saya, Abu Fauzan, Abu Lubna– ketika dalam perjalanan menuju meeting point.

Singkat kata kami –saya, Abu Fauzan, Abu Lubna, Abu Muawiyyah, gurunda– satu mobil melaju menuju pintu tol Cileunyi. Abu Fauzan mengajak gurunda untuk menikmati bakakak hayam yang terkenal enak di Sumedang. Nama rumah makannya adalah RM Pengkolan Jati.

Bakakak hayam adalah salah satu kulineran khas Sunda berupa ayam panggang atau bakar. Ayam kampung utuh dibelah bukan dipotong, yang melambangkan kebersamaan atau persaudaraan. Bawang merah, bawang putih, kemiri, kunyit, jahe, lengkuas, serai dan santan dicurigai sebagai bumbunya.

RM Pengkolan Jati beralamat di Jl. Raya Cimalaka Cipadung, Naluk, Kec. Cimalaka, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Sekitar 5 km dari pintol tol Cimalaka (Cisumdawu).

Sebuah rumah makan yang berada di sebuah tikungan Jl. Raya Cimalaka Cipadung. Rumah makan berupa saung-saung kayu panggung di atas tanah persawahan. Hijaunya tanaman padi di pinggir saung membuat suasana alami sekali.

Bakakak hayam bakar menjadi menu pertama yang kami tulis di kertas order. Kemudian disusul nila goreng dan bakar, tumis jengkol, tumis kangkung, pencok leunca, tumis kangkung, oseng ati ampala, serta tempe goreng.

Untuk nasinya, kami pesan nasi tutug oncom. Nasi tutug oncom adalah salah satu hidangan khas dari Sunda lainnya. Nasi yang dicampur dengan oncom yang telah digoreng atau dibakar bersama bumbu-bumbu seperti bawang merah, bawang putih, cabai, kencur, dan garam.

Rasanya? Gurih, pedas, dan sedikit aroma khas fermentasi dari oncom. Ditambah bakakak hayam, kombinasi nasi lauk yang memanjakan lidah. Ayam kampungnya tidak alot dan bumbunya meresap.

Masakan lainnya tak kalah sedap. Tumis jengkolnya pulen pisan. Pencok leucanya pedas dan segar. Pun begitu oseng ati ampela dan tumis kangkung, semuanya enak.

Bisa dimaklumi jika RM Pengkolan Jati selalu ramai dikunjungi. Parkiran tempat makan yang buka setiap hari mulai jam 09:00 pagi hingga pukul 18:00 itu selalu penuh kendaraan pengunjung. Bahkan ada 3 area parkiran yang disediakan.

Jika Anda dalam perjalanan menuju arah Sumedang, mengkol dululah ke RM Pengkolan Jati.

(MN Tabroni, mantan editor di Gramedia Majalah, kakek 2 cucu, penyuka kuliner dan penikmat kopi yang saat ini lagi ‘nyantri’ di Madasta)

Kategori: kulineran