Setiap kali mendatangi kedai mie baso baru di Tasikmalaya –belum dikunjungi sebelumnya– selalu mendapatkan kejutan. Seperti ketika kami mendatangi Mie Baso Mang Ja’i di Jl. HZ. Mustofa No.258, Nagarawangi, Kecamatan Cihideung, Tasikmalaya.
Dari depan kedai tampak kecil. Namun begitu masuk, ternyata area di dalam terbilang luas. Bahkan di bagian paling belakang tampak space khusus berupa ruangan bertuliskan ‘Ruang Makan Bercadar’. Ini mengejutkan kami, saya dan rombongan gurunda.
Ternyata itu ruangan khusus muslimah berhijab yang mengenakan cadar. Info yang saya peroleh dari pegawai kedai, ruangan tersebut benar-benar diperuntukkan muslimah bercadar yang berkunjung ke Mie Baso Mang Ja’i.
“Setiap hari ada (wanita muslimah bercadar) yang datang. 1-2 orang,” kata teteh yang mengantarkan pesanan kami siang itu.
Siang itu kami memesan mie baso urat dan wedang kunjaruk. Mie-nya khas Tasik, kecil putih dan lembut. Baso uratnya kecil tidak gede seperti baso urat kebanyakan. Daging banget.
Terus terang begitu melihat tulisan ‘Ruang Makan Bercadar’, saya jadi kelupaan dengan tulisan ‘Spesial Kuah Tomat’ yang terpampang besar di depan kedai. Apakah kuah tomat itu? Berdasarkan info dari Google, kuah tomat yang dimaksud adalah tambahan irisan tomat sebagai topping baso.
Wedang kunjaruknya juga enak. Kunjaruk singkatan dari kunyit, jahe, dan jeruk. Namun sebenarnya ada tambahan rempah-rempah lain macam kapulaga, cengkeh, daun sereh, dan lainnya. Wedang kunjaruk ada tambahan madu sachetan. Namun manisnya gula aren di lidah saya sudah terasa cukup. Apalagi irisan kunyit dan jahenya ikutan saya kunyah. Harmoni rasa yang unik.
Di Mie Baso Mang Ja’i ada juga pilihan kopi. Sepertinya saya akan kembali ke sini untuk mencoba kopinya suatu saat nanti. Sekalian mencicipi kuah tomatnya. InsyaAllah.
(MN Tabroni, mantan editor di Gramedia Majalah, kakek 2 cucu, penyuka kuliner dan penikmat kopi yang saat ini lagi ‘nyantri’ di Madasta)
0 Komentar