“Yang namanya kupat tahu ya ini,” ujar gurunda sembari menunjuk sepiring kupat tahu yang telah terhidang di hadapannya.
Pagi itu kami menyempatkan sarapan –dalam perjalanan dari Ma’had Darul Atsar Tasikmalaya (Madasta) menuju Ma’had At Tashfiyah, Garut– di warung Kupat Tahu Mangunreja (KTM) yang melegenda itu. Warung yang terletak di Jalan Raya Tasikmalaya – Garut KM 2, Mangunreja, tak jauh dari Kantor Polres Tasikmalaya.
“Semua kupat tahu brandingnya pasti Kupat Tahu Mangunreja. Ya ini Kupat Tahu Mangunreja yang original,” papar gurunda.
Terus terang, saya baru mengenal kupat tahu semenjak saya pindah ke Manglayang, Cileunyi Bandung di tahun 2014. Yang saya kenal, kupat tahu di Manglayang berisi potongan ketupat dan tahu serta kecambah kemudian diguyur bumbu kacang plus tambahan sambal yang terpisah. Bumbunya giling halus dan berwarna cerah. Rasanya? Pedas khas sambel kacang.
“Yang itu kupat tahu Bandung. Kalau kupat tahu Padalarang biasa ditambahi bihun. Memang beda dengan kupat tahu Singaparna. Di Singaparna sendiri ada kupat tahu Mangunreja,” kata istri saya menjelaskan.
Nah, bumbu kupat tahu Mangunreja beda dengan biasa yang saya makan di Manglayang dan di Padalarang. Warnanya lebih gelap, kacang tidak digiling halus melainkan ditumbuk kasar. Kemudian ada irisan halus daun bawang. Saya merasakan ada rasa sedikit kecutnya juga. Tak ada sambal, karena sudah ada cabe dalam bumbunya. Jadinya pedas dan segar.
Entah berapa porsi kupat tahu yang terjual setiap harinya di KTM. Yang pasti jika warung ramai, warung memasak bumbu dan ketupat hingga 3 kali. Bumbu dimasak di wajan yang besar di atas tungku api kayu. Sudah tiga generasi yang mengelola KTM.
Konon, ketupat yang enak untuk kupat tahu dimasak pakai air dari desa Tanjung, Tasikmalaya. Makanya di daerah tersebut banyak orang yang menjual air Tanjung khusus untuk memasak ketupat. Wallahu a’lam.
Entah apakah ketupat di KTM direbus pakai air Tanjung, saya tak tahu. Informasi air tersebut juga saya peroleh dari istri ketika saya bercerita tentang KTM.
Yang pasti ketupat KTM memang beda dengan ketupat lainnya. Meski cuma ketupat dan tahu diguyur bumbu –tanpa tambahan topping lainnya– kupat tahu Mangunreja memang lezat. Cukup tambah kerupuk dan teh tawar panas sebagai minumannya. Selesai!
(MN Tabroni, mantan editor di Gramedia Majalah, kakek 2 cucu, penyuka kuliner dan penikmat kopi yang saat ini lagi ‘nyantri’ di Madasta)
0 Komentar