Saya kenal banget dengan bakso yang satu ini. Buka pertama kali menjelang 1990an, hanya berupa tenda kaki lima dengan satu meja di pojokan RSUD dr. lskak Tulungagung. Namanya Bakso Pak Sabar –merujuk nama pemiliknya, Pak Sabar– seorang lelaki asli Magetan, Jawa Timur.
Terus terang, saya dulu lebih sering nongkrong di Bakso Pak Sabar ketimbang membeli baksonya. Karena di tahun itu di Tulungagung lagi viral Bakso Lumayan Pak Mun dekat stasiun kereta api Tulungagung. Tapi Bakso Pak Sabar rasanya termasuk lumayan enak.
Sekarang setelah saya ‘keluar’ dari Tulungagung, saya selalu menyempatkan diri untuk ngebakso di Bakso Pak Sabar setiap kali mudik. Kini warung tersebut bukan lagi kaki lima melainkan menempati rumah di kompleks Wisma Indah Blok A-34, Kedungwaru Tulungagung. Posisinya di sebelah RSUD dr. Iskak.
Jadi, sekitar 200 m dari tempat mangkal semula. Bakso Pak Sabar seiring waktu jadi terkenal dan ramai dikunjungi orang. Biidznillah, rumah tersebut dibeli Pak Sabar untuk warung basonya. Pak Sabar dan istrinya pun Allah ‘azza wa jalla berikan kemudahan untuk menunaikan ibadah haji.
Alhamdulillah, ketika saya mudik ke Tulungagung di akhir Agustus 2023, saya sempatkan ke Bakso Pak Sabar. Saya ajak istri, anak dan cucu saya. Sekadar mengobati kerinduan sekaligus bernostalgia. Jarak dari rumah ibu saya hanya berselang beberapa puluh rumah.
Entah karena baper atau apa, di lidah saya rasa Bakso Pak Sabar masih seperti yang dulu. Ekspektasi dan realita sesuai. Kuahnya keruh namun tidak terlalu medok.
Bakso urat dan pangsit gorengnya yang bikin lidah bergoyang. Apalagi sebelum disuap ke mulut, dicocolin dulu ke saus tomat plus sambal. Makanya di meja Bakso Pak Sabar disediakan pisin plastik kecil. Biasa ditemukan di warung-warung bakso di daerah Jawa Timur.
Yang belum pernah mencoba, layak mencobanya.
(MN Tabroni, mantan editor di Gramedia Majalah, kakek 2 cucu, penyuka baso dan penikmat kopi yang saat ini lagi ‘nyantri’ di Madasta)
0 Komentar