Tidak biasanya –terutama bagi saya– kuliner di Tasikmalaya kali ini bukan ngebaso lagi. Selasa (22 Agustus 2023) siang lalu, saya bersama saudara-saudara saya di Ma’had Darul Atsar Tasikmalaya (Madasta) justru kulineran mie ayam.
Kami bersama gurunda siang itu rombongan 2 mobil meluncur ke Mie Ayam 88. Alamatnya di Mulyasari Gobras, Kecamatan Tamansari,
“Beliau (gurunda) sih dari dulu memang suka mie ayam ini,” kata Abu Hafshoh.
Rombongan kami siang itu memilih meja lesehan. Tiga meja kami gabung jadi satu. Dua belas mangkok mie ayam ceker kami pesan.
Selain mie ayam biasa, ada pilihan mie ayam topping ceker, kepala, sayap dan komplet. Komplet berisikan topping ceker, kepala, dan sayap yang dihargai 16K/porsi. Untuk mie ayam ceker yang kami pesan harganya 13K.
Mie ayam ceker satu mangkok penuh berisi irisan sayur sosin, mie, suwiran daging ayam dan 1 ceker. Mienya gilik besar dengan tekstur kenyal tapi bukan alot. Di mulut saya, mengingatkan pada tekstur spaghetti.
Kuah dari ayamnya medok banget, nggak encer seperti pada mie ayam yang pernah saya makan. Daging serta cekernya manis sedap. Daging dan cekernya juga gampang digigit. Empuk.
Suwiran dagingnya besar dan banyak pula. Dengan harga 13K/porsi, worthy lah. Bahkan bisa dibilang murah.
Saya semakin suka karena di meja tersedia juga saus, kecap, saus bawang, dan sambal. Saus bawang dan sambalnya pedas. Rasa mienya pun semakin nikmat di lidah saya.
Yang pengin mencoba Mie Ayam 88, jangan lupa bawa tissue sendiri. Di kedai tersebut terpampang tulisan tempat tersebut tidak menyediakan tissue.
Bisa dimaklumi. Dari info yang saya peroleh, dalam sehari kedai tersebut menjual 900-1000 mangkok mie ayam. Bisa dibayangkan berapa boks tissue yang harus disediakan oleh pemilik Mie Ayam 88.
(MN Tabroni, mantan editor di Gramedia Majalah, kakek 2 cucu, penyuka baso dan penikmat kopi yang saat ini lagi ‘nyantri’ di Madasta)
0 Komentar