
“Bah, sebentar lagi kopi Manglayang wine datang ” ujar Anjas Ginanjar,” peracik kopi merk Toobagus Kopi. “Belum disangrai sih.”
Sebagai penggemar kopi berita tersebut tentu membuat saya penasaran. Arabika Manglayang wine? Bagaimana rasanya? Selama ini saya hanya mengenal kopi arabika Gayo wine. Kopi wine itu ya Gayo wine.
Apalagi katanya kopi yang enak diproses wine adalah kopi yang ditanam di ketinggian minimal 1.500 mdpl. Kenapa demikian? Karena katanya semakin tinggi kopi ditanam makin banyak pula getahnya.

Nah, ketinggian di Manglayang kan mencapai 1.500 mdpl. Ini artinya kopi arabika Manglayang memenuhi syarat untuk diproses secara wine. Saya pun semakin penasaran.
Makanya ketika kopi arabika Manglayang wine akhirnya berada di tangan, saya pun bersorak kegirangan.
Bagaikan anak kecil yang mendapatkan mainan baru dari ortunya.
Saya seduh kopi tersebut seperti biasanya dengan metode V60. Perbandingan rasio air dan kopi 1:15. Suhu air di kisaran 92⁰C.
Rasanya? Karakter manis karamel kopi Manglayang masih terasa yang diakhiri dengan wine. Kebalikan dari arabika Gayo wine yang terasa wine-nya di awal. Layak dicoba.
Bahkan ketika saya sempat bepergian ke Batu, Malang, kopi arabika Manglayang wine digemari teman-teman saya. Terbukti, begitu gelas sloki kosong, mereka pun berebut pengin nambah lagi kopinya….
(MN Tabroni, mantan editor di Gramedia Majalah, kakek 2 cucu, penikmat kopi yang tinggal di kaki Gunung Manglayang)
0 Komentar