Sebagai penggemar kopi, punya peralatan seduh kopi seperti sebuah keharusan. Ada kepuasan tersendiri ketika mencicipi kopi hasil seduhan dari berbagai alat yang berbeda.
Seperti saya yang memiliki sejumlah alat seduh kopi yang manual. Bukan elektrik  Ada vietnam drip, mokapot, french press, V60, Aeropress dan Rokpresso. Alhamdulillah…


Namun jangan ditanyakan alat apa yang sering saya gunakan setiap harinya? Terus terang saya jarang menggunakannya. Cuma sesekali. Saya malah sering memakainya ketika ada tamu atau berkunjung ke pondok pesantren lain di luar Manglayang.
Apalagi istri saya kurang begitu suka kopi yang dihasilkan alat-alat tersebut. “Terlalu encer,” komentarnya ketika saya seduhin dengan V60. Kali lain pernah saya bikinin espresso. Komentarnya? “Terlalu sedikit.”


Apa yang dia sukai? Kopi tubruk. Walhasil, saya pun minum kopi tubruk setiap hari. Kopi yang jujur, sederhana apa adanya. Begitu kata salah satu temen ngopi saya.
Kopi tubruk jika diseduh dengan cara yang tepat bisa menghasilkan kopi yang nikmat. Saya pernah baca sebuah artikel tentang ragam cara menyeduh kopi tubruk. Kalau tidak salah ada 7 macam cara atau teknik menyeduhnya.

Sedangkan cara saya seduh kopi tubruk setiap harinya, saya pilih teknik yang gampang saja.
Masak air secukupnya. Sembari menunggu mendidih, masukkan kopi sebanyak dua sendok teh (setara 10 gr) ke dalam cangkir kapasitas 150 ml. Bagi penyuka kopi yang  ‘nendang’, coba kasih 3 sendok teh kopinya. Yang nggak tahan pahit, bisa tambahi gula secukupnya sesuai selera. Saya dan istri sih suka yang tanpa gula.


Ketika air mendidih, jangan langsung tuang ke kopi. Matikan kompor, biarkan sekitar 2 menit (agar suhu turun menjadi 90-95⁰C). Suhu yang pas untuk seduh kopi.
Kemudian tuang air sedikit, asalkan membasahi kopi. Biarkan selama 30 detik. Ini istilahnya blooming untuk mengeluarkan gas yang ada di bubuk kopi.


Setelah itu tuang air hingga memenuhi cangkir. Cara menuangkan air dengan memutar arah kucurannya membentuk lingkaran agar air merata membasahi kopi.
Yang pakai gula, silakan diaduk. Yang tanpa gula, boleh diaduk atau diamkan saja. Biarkan selama 4 menit agar kopi betul-betul meresap kemudian silakan seruput. 
Selamat mencoba…

(MN Tabroni, mantan editor di  Gramedia Majalah, kakek 2 cucu, penikmat kopi yang tinggal di kaki Gunung Manglayang)


0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *