Kita sering meminum sajian yang satu ini. Minuman dari seduhan daun yang dikeringkan, yang ditanam di tanah nusantara, hingga usia tanamnya, semasa dengan kurun tumbuhnya industrialisasi pertanian di tanah jawa utamanya, pasca masuknya investasi asing partikelir, yang menandai diawalinya masa politik liberal di hindia belanda pada awal 1830-an. Konon katanya pemerintah hindia-belanda jadi banyak kebingungan, pasca “kebobolan” biayai perang Diponegoro dan perang aceh (Hehhe… rasakan!)
Teh yang kita kenal, biasanya berasal dari daun camellia . Yang banyak ditanam di dataran tinggi di beberapa wilayah di nusantara.
Tapi pernah kah mencoba seduhan teh, tapi bukan dari daun, melainkan dari bunga yang dikeringkan? Memang ada? Ada dong!
Telang, itulah nama bunga yang populer dengan nama Butterfly pea. Di beberapa daerah, ada juga yang menyebutnya dengan nama ‘teleng’.
Bunga yang berkemabang sebagai ilalang ini, tumbuh merambat dan bertangkai sangat rapuh dan rawan (seperti hatiku).
Jika dari kejauhan, kita akan melihatnya seolah kupu-kupu yang sedang hinggap di dedaunan. Warna nya yang biru mencolok, menggoda mata untuk terpana, lagi memperhatikan kecantikan kelopaknya yang merekah(hingga membuat hati ini,tak sanggup tuk berpaling dari nya).
Selidik dengar, ada Berita bahwa si cantik biru ini, ternyata mengandung banyak manfaat bagi kesehatan.
Selama ini, telang hanya digunakan sebagai pewarna bagi bahan makanan saja, padahal jika kita coba keringkan(dengan di jemur, atau pakai hairdryer juga boleh dicoba), lalu kita seduh dengan air panas pada suhu 85 derajat(cecius ya… Bukan derajat di tengah masyarakat) , maka kita akan melihat, biru indahnya telang, akan larut perlahan dalam air, dan Mengeluarkan aroma “bunga” yang khas. Halal juga, karena bukan bunga bang hehe…
Ketika kita mencoba mencicipnya, sensasi rasa teh telang yang membiru itu akan hadir di lidah kita dengan rasa yang cenderung netral. Tidak ada asam, sepet, pahit, atau pedas (seperti omongan tetangga yang suka Ghibah) atau lainya, benar-benar rasa nya netral.
Warna biru teh bunga telang ini akan secara “ajaib” berubah menjadi ungu bening yang indah, ketika kita teteskan air perasan jeruk nipis, atau sedikit irisan lemon.
Kesegaran akan segera kita rasakan setelah meneguk teh biru sang bunga telang ini. Kenapa demikian?karena telang berkhasiat melancarkan peredaran darah dalam tubuh peminumnya tentunya, bukan tubuh yang nontonin yang minum ya…! .
Disajikan selagi hangat, akan hadirkan ketenangan, ketika kita meminumnya secara perlahan, karena jika terburu-buru, kita akan tersedak. Ataupun di sajikan dingin, akan memecahkan kesegaran.
Karena rasa dan aroma dari teh bunga telang ini cenderung light dan mild, maka lebih berjodoh jika dicampurkan sedikit bunga lavender…
hah? Bunga lavender bisa jadi teh? Bisa banget! Mau tau rasanya? Tunggu artikel berikutnya…
0 Komentar