KOPI SENJA DI TERAS KLARA

Foto kopinya atau foto view kedai kopinya sebelum saya seruput kopinya. Itu ‘ritual’ saya kala berkunjung ke kedai kopi. Apalagi jika itu kedai kopi yang baru pertama kali saya kunjungi. Namun di Teras Klara, saya terlupakan ritual tersebut.

Teras Klara, Coffee & Rumah Kuliner. Sebuah restauran yang berada di kawasan asri di
Sindangsari, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Posisinya dekat dengan kampus Universitas Padjajaran.

Sebuah tempat yang nyaman berlatar view pegunungan dan berhawa sejuk. Tempat yang tepat untuk menikmati secangkir cappuccino panas bersama tamu-tamu saya.

Sore itu saya bersama teman-teman janjian di tempat tersebut untuk menemui tamu-tamu kami. Mereka adalah saudara-saudara seakidah dari Kebumen yang mengantar ustadz kami dari Yogyakarta mengisi dauroh di Purwakarta. Seusai acara di Purwakarta mereka memilih jalur selatan ketika mengantar ustadz kami pulang. Diputuskan kami ketemuan di Teras Klara sore itu sekitar jam 16.30an.

Mungkin saking senangnya bertemu dengan mereka, saya terlupakan melakukan ritual foto-foto kopinya. Girang bukan kepalang bertemu dengan saudara seagama dan gurunda yang selalu memberikan ilmu dan bimbingan.

Saya jadi teringat tulisan ustadz kami itu. Berikut ini cuplikan tulisan beliau hafidzahullah (semoga Allah ‘azza wa jalla menjaganya);

Ibn Abi Dunya membawakan pernyataan sahabat Ibnu Mas’ud ketika menemui sahabat-sahabatnya, “Kalian adalah penghapus sedihku.”

Selain itu, ada perkataan Aktsam bin Shaifi, “Bertemu sahabat yang baik menjadi penghilang susah.”

Subhanallah!

Perjumpaan kami di senja itu memang singkat tapi penuh nikmat. Satu jam saja. Kami pun harus berpisah tapi bukan masalah. Seperti yang beliau tulis di artikel tersebut: “Jika hati telah terpaut, pisahnya badan tak berpengaruh.”

(MN Tabroni, mantan editor di Gramedia Majalah, kakek 2 cucu, penikmat kopi yang tinggal di kaki Gunung Manglayang)