Narsistik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia punya arti: “kepedulian yang berlebihan pada diri sendiri yang ditandai dengan adanya sikap arogan, percaya diri, dan egois.” Kebanyakan orang menyebutnya dengan narsis.
Dalam batas kewajaran, narsis dilakukan kebanyakan orang. Selfie adalah salah satu contohnya. Namun bila sudah melewati batas kewajaran berarti ada indikasi gangguan kepribadian narsistik. Istilahnya Narcissistic Personality Disorder (NPD). Bisa mengganggu atau merugikan orang lain.
Gangguan kepribadian narsistik adalah kondisi mental pada seseorang yang memiliki perasaan berpusat pada kepentingan dirinya sendiri. Merasa dirinya seseorang yang paling penting, harus dikagumi dan dihormati.
Salah satu cirinya adalah dia ingin tampak unggul di mata orang lain. Entah bagaimana mana caranya yang penting dia bisa di posisi pimpinan. Dia halalkan segala cara semisal menjatuhkan kehormatan orang lain, memfitnah, mengadu domba, dan berdusta.
Merasa sebagai pemimpin, seseorang dengan NPD cenderung mengontrol atau mengendalikan orang lain. Semua kudu menuruti keinginannya.
Kalau perlu berdrama agar nafsu ‘keakuannya’ terpenuhi. Berdrama seolah-olah dirinya menjadi korban kedzalimam orang lain. Padahal dia sendirilah aktor, penulis skenario sekaligus sutradaranya.
Makanya orang dengan gangguan kepribadian narsistik antikritik. Kritikan dianggap sebagai serangan yang akan mengungkap kesalahannya. Yang berani mengkritik dianggap telah menabuh genderang perang dengannya.
Orang dengan gangguan kepribadian narsistik cenderung tidak punya empati. Kejam. Tidak punya belas kasihan. Yang berani mengkritiknya bakalan dihancurkan.
Yang membahayakan, orang dengan Narcissistic Personality Disorder mahir dalam memanipulasi orang. Dia pintar sekali dalam mempengaruhi orang lain. Dengan segala tipu muslihatnya dia mampu ‘menyihir’ orang yang diajak bicara menjadi iba dan pengin menolongnya. Manipulator ulung.*)
(*dari berbagai sumber/Abu Zakariyya Thobroni, Jumat 27 Muharam 1446H/2 Agustus 2024)
dikutip dari:
0 Komentar