Alkisah, pada tahun 1617-an kopi masuk ke benua Eropa melalui jalur selatan Italia. Kala itu dibawa oleh beberapa pedagang Venesia, hingga nantinya tersebar luas di Eropa. Bahkan kelak jadi pemantik sebuah revolusi yang mengacak-acak kerajaan di benua Eropa.
Kehebohan kopi ini sampai mendorong beberapa tokoh gereja di tahun 1600-an menekan Paus Clement VIII untuk mengharamkan kopi. Entah apa sebabnya.
Memang saat itu kopi sering diidentikkan dengan muslim. Masyarakat Arab Muslim di sekitar Yaman dan Syam (Syiria, palestina, Libanon, Yordania sekarang), berjasa besar dalam dunia kopi. Mereka telah menciptakan sajian kopi dalam bentuk minuman, hasil dari seduhan biji kopi yang dihaluskan.
Perlu diketahui, di masa sebelumnya, kopi dinikmati dengan dikunyah atau dijadikan bumbu di beberapa masakan. Meski begitu, si hitam pahit ini pun menjadi sebab tak langsung dari perubahan Eropa.
Konon dahulu di Perancis, masyarakatnya sangat gemar minum olahan anggur yang difermentasi. Kebiasaan minum wine ini terjadi, sebagai upaya melepas penat dan lelah orang-orang kelas menengah, setelah seharian bekerja. Setelah minum wine mereka akan ”bergembira” dengan ribut antar mereka. Atau, lelap tidur dalam mabuknya.
Semua berubah ketika orang-orang Italia yang tinggal di Perancis memulai membuka kedai-kedai kopi.
Mulailah ada pertemuan masyarakat di semua kelas sosial. Kehadiran kopi yang memberikan kesegaran sekaligus kesadaran, secara perlahan tapi pasti menggerus wine yang menghasilkan rasa mabuk dan temperamental.
Pembicaraan di ruang publik pun terjadi. Para pengunjung kedai kopi yang beragam dari semua kalangan, mulai membicarakan isu-isu sosial terkini. Tak terkecuali politik. Perbincangan penuh kesadaran di kedai kopi itu, menimbulkan keinsafan akan kondisi dan melahirkan pergerakan sosial.
Istana mulai merasakan ancaman stabilitas dalam negeri di Perancis. Mereka melakukan tindakan cepat, dengan melarang peredaran biji kopi hingga penutupan kedai kopi.
Namun begitulah kopi, akan selalu menemukan jalan untuk pahit dan aroma nikmatnya. Pecah lah Revolusi Perancis di tahun 1700- an. Mengakhiri tirani monarki dinasti Raja Louis di Perancis.
Beberapa raja di seputaran Eropa pun ketar-ketir. Sampai-sampai Raja Jerman Frederick the Great pada tahun 1777 mengeluarkan manifesto pelarangan kopi, dan mendorong rakyatnya agar minum bir.
Hal ini jelas, menandakan bahwa kesadaran dari meminum kopi itu ditakuti. Maka bir yang memabukkan dianggap solusi, agar kesadaran akan kondisi sosial itu tidak muncul. Lebih ngeri lagi, bisa-bisa melahirkan revolusi yang mengancam kejumudan tirani para raja-raja Eropa saat itu.

Jadi, yuk kita ngopi. Biar ngobrol dalam kehangatan, bercengkerama dalam kesadaran, berdiskusi dalam kemanfaatan. Menikmati pahit, manis, dan asam dalam satu seruputan kebersamaan…
(Abu Lubna Ari, pecinta kopi amatir, penikmat teh nanggung, dan suka baca sejarah)
Sumber:https://www.google.co.id/amp/s/historia.id/amp/kultur/articles/kopi-yang-mengubah-eropa-PddlP dan beberapa sumber lainnya.
0 Komentar