Jumat yang nikmat. Mancing, ngaliwet, bakar ikan dan ngopi-ngopi. Nikmatnya ukhuwah. Bersama saudara-saudara seagama dan gurunda di Villa Al Fatih, desa Legok Bitung, Kecamatan Cimanggung, Sumedang di 11 November 2022 lalu.
Acara tersebut terbilang dadakan. Alhamdulillah, salah satu gurunda kami berkunjung ke Bandung. Gurunda pengin ketemu dengan kami dan begitu sebaliknya. Akhirnya di hari Jumat itu berkumpul 18 ikhwah dari Manglayang dan Suranca (Sumedang, Rancaekek dan Cicalengka) menemui gurunda.
Berkumpul bersama mereka dan gurunda sungguh menggembirakan hati. Canda tawa sesekali ada faedah (ilmu agama) yang bisa dipetik. Seperti penuturan Abu Muhammad Tendy, salah satu ikhwan dari Cicalengka yang ikutan.
“Saya lebih memilih menutup toko dan datang ke sini. Selain bisa ketemu ikhwah dan ustadz, ada ilmu yang bisa diperoleh,” tutur lelaki yang memiliki toko perlengkapan outdoor activity di Pasar Cicalengka itu.
Abu Uwais Hendy dari Jatinangor, Sumedang sependapat. Ia mengaku mendapat banyak pelajaran. “Seperti bagaimana memuliakan tamu, memuliakan guru dan ikhlas berkorban,” ujar Abu Uwais Hendi.
Saya juga sependapat. Saya sampai saat ini masih sering dibuat takjub dengan semangat ikhwah memuliakan tamu. Mereka ringan tangan untuk diajak ta’awun dalam kebaikan. Seperti di acara Jumat tersebut, urusan bakar-bakaran ikan, camilan dan kopi semua hasil ta’awun di antara mereka. Jazaakumullahu khoiron katsiron.
Saya juga makin takjub, di balik canda tawa, mereka juga masih mau memikirkan dakwah ahlusunnah. Di acara bincang santai bersama gurunda di Jumat itu muncul ide bagus. Yakni peluang diadakannya taklim rutin di Cicalengka.
Gurunda pun memberikan bimbingan, semisal untuk segera dibentuk kepanitiaan. Untuk taklim rutin gurunda memberikan nasihat, “Taklim rutin 2 pekan sekali. Nanti dievaluasi” kata gurunda.
Sepertinya pembahasan taklim rutin ikhwah di Suranca bakal diseriusi. Apalagi sebelumnya saya mendapat kabar mereka akan mengunjungi gurunda kami di Tasikmalaya untuk meminta bimbingan dan nasihat, InsyaAllah.
Semoga Allah subhanahu wa ta’ala mudahkan.
(MN Tabroni, mantan editor di Gramedia Majalah, kakek 2 cucu, penikmat kopi yang tinggal di kaki Gunung Manglayang)
0 Komentar