KopWah, Kopi Ukhuwah. Menjaga kehangatan ukhuwah dengan secangkir qohwah (kopi)

Begitu nama acara ngobar (ngopi bareng) yang biasa kami lakukan. Waktu dan tempat random saja, mengikuti keleluasaan kesibukan masing-masing. Hanya saja, sudah 2 kali KopWah berturut-turut dilangsungkan di rumah Abu Sa’id Faishal.

Seperti KopWah malam lalu, Jumat 7 Oktober 2022. Seperti yang telah disepakati, seusai sholat Isya kami berkumpul di rumah Abu Sa’id Faishal. Seperti yang telah dijanjikan juga, nasi merah, nasi liwet, goreng tahu tempe, krupuk, cap cay, sate ayam dan sate kambing telah tersaji rapi.

Sate jandonya habis,” kata Abu Fauzan Taopik yang membawa sate seperti yang dijanjikan. Alhamdulillah…

Memang sudah menjadi kebiasaan, biasanya peserta KopWar ada yang membawa buah tangan. Entah itu makanan berat atau camilan sebagai teman ngobar sembari ngobrol ngalor-ngidul.

Tidak ada obrolan penting dalam KopWar. Bincang santai yang memancing canda agar ukhuwah (persaudaraan) semakin hangat. Pun jika ada hal penting, biasanya menyangkut tentang ukhuwah kami agar selalu terjalin kuat. Terutama jika ada nasihat-nasihat dari gurunda kami berkenaan dengan hal tersebut.

Hangatnya persaudaraan seperti itulah yang membuat saya betah tinggal di Manglayang. Keakraban yang dibangun karena kesamaan keyakinan, di mana cinta dan benci hanya karena Allah subhanahu wa ta’ala.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Cinta karena Allah dan benci karena Allah adalah ikatan iman yang paling kuat.” (HR ath-Thabarani, dinyatakan “hasan” oleh Syaikh al-Albani dalam ash-Shahihah, No.998)

(MN Tabroni, mantan editor di Gramedia Majalah, kakek 2 cucu, penikmat kopi yang tinggal di kaki Gunung Manglayang)


0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *