Pemuda adalah sebuah kata yang sangat bernilai tinggi. Kata yang memendarkan cahaya keyakinan akan setiap langkah yang ditempuh nya. Kata yang menyeruakkan cahaya harapan, ditengah lelah kaum tua yang telah melewati masa mudanya, dan hanya menyisakan kenangan tentangnya
Pemuda adalah ide, dimana fikiran segar beradu manis dengan keyakinan berbuah karya.
Pemuda adalah peduli, mampu menajamkan batin juga rasa, untuk selalu melihat dengan mata hati, dan rela berkorban untuk sesama tanpa berharap balas budi.
Pemuda adalah cinta, cinta pada sang Maha Pencipta, berbuah taqwa dan berhiaskan Akhlakul Karimah dalam tindak dan perangainya.
Maka apa itu masjid?
Masjid adalah bangunan pembentuk peradaban. Tempat dimana terlahirnya generasi pecinta Qur’an, penegak panji estafeta perjuangan sahabat Zaid bin Tsabit rodliyallohu’anhu.
Masjid adalah pencetak figur pemuda belia yang siap menjadi pemimpin di Medan jihad fisik seperti sahabat Usamah bin Zaid rodliyallohu’anhumaa.
Masjid adalah universitas keilmuan yang mampu melahirkan pemuda ulama. Masjid ibarat laboratorium penela’ahan Wahyu dari langit dalam kandungan Al-Qur’an yang mulia, untuk selanjutnya dibumikan. Masjid pun menjadi wadah untuk melatih diri mencontoh Baginda Rasulullah shalallahu alaihi wa salam, dalam mengamalkan Sunnahnya.
Masjid juga mampu melahirkan generasi yang mampu meneladani sosok ulama muda, yakin
sahabat Abdullah bin Abbas rodliyallohu’anhumaa.

….. bersambung

Abu Lubna Ari (Muhamad Nurul Haq)
(Alumnus Sejarah UNPAD, penyelia Naskah Al-Qur’an, pemuda yang beranjak tua)